Latolato.live – Tren latto-latto ini menurut dosen Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, berkaitan dengan peran manusia sebagai homo ludens atau makhluk yang suka bermain.
Sebagai homo ludens, manusia adalah makhluk yang suka bermain dan mempunyai tren permainan pada setiap eranya. Merujuk pada kesukaan bermain homo ludens, tren permainan anak-anak ataupun orang dewasa mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.
“Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgeist atau yang kita sebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan latto-latto,” ujar Ikhsan Rosyid, dikutip dari website resmi Unair, Rabu (03/01/2023).
Menurut Ikhsan, yang menyebabkan latto-latto populer salah satunya adalah produsen media permainan anak. Dia, berpendapat tren semacam ini akan terulang pada waktu mendatang.
Ikhsan menambahkan, popularitas latto-latto juga sangat dipengaruhi media teknologi. Meski begitu, kebertahanan permainan tersebut amat ditentukan kemunculan permainan-permainan berikutnya.
Oleh sebab itu, latto-latto akan bertahan sampai permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di waktu berikutnya.
Selain itu, Ikhsan menerangkan bahwa nilai-nilai dalam permainan anak semuanya sama, yaitu memuat nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif. Begitu pula dengan latto-latto.
Nilai kompetitif latto-latto menurutnya berkaitan dengan kemampuan para pemainnya, sehingga muncullah perlombaan dan lainnya.
“Apalagi latto-latto ini viral setelah pandemi. Anak-anak bisa berinteraksi sehingga permainan tersebut menjadi media interaksi bagi mereka,” ungkapnya.
Baca Juga : Keuntungan Jual Latto-Latto yang Tenar di Makassar