Latolato.live – Permainan latto-latto semakin meluas ke berbagai daerah, termasuk di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menjadi asal mula nama mainan itu. Pedagang mainan turut dibuat untung dengan tenarnya latto-latto.
Yayu (40), salah satu pedagang mainan di Jalan Sunu, Makassar merasakan keuntungan besar dari tenarnya permainan ini. Sejak mainan latto-latto ini viral, Yayu mengaku langsung banjir pembeli.
“Selama mejual ka tidak ku tahu berapa mi laku, pokonya banyak. Ada ma 4 bulan menjual, darinya viral ku menjual,” tutur Yayu saat ditemui, Minggu (08/01/2023).
Saat ini, Yayu mengaku meraup cuan besar dari penjualan latto-latto. Dari berbagai mainan yang dijualnya, latto-latto sangat mendominasi omzetnya setiap hari. Dalam sebulan omzetnya bisa tembus sekitar Rp 24 juta sampai Rp 30 juta.
“Paling tinggi pendapatanku ini biasa Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta ku dapat dalam satu hari. Paling sedikit Rp 400 ribu per hari. Kan jual ka juga (mainan) yang lainnya, tapi paling laku itu latto-latto,” ungkapnya.
Pada awal menjual, Yayu hanya membuka modal sebesar Rp 700 ribu untuk membeli latto-latto. Seiring berjalannya waktu, keuntungan yang diperoleh kian melejit hingga membuatnya terus menambah stok mainan latto-latto.
“Modal awal saya itu Rp 700 ribu, dari keuntungan yang saya dapat ku kasih beli terus latto-latto. Jadi awalnya sedikitji latto-lattoku jadi banyak mi (sekarang) yang saya jual,” tuturnya.
Yayu mengatakan dirinya membeli latto-latto di berbagai tempat. Seingatnya, sudah lebih dari 300 lusin latto-latto atau 3.600 buah yang ia beli untuk dijual kembali. Dalam satu lusin berisi 12 pasang latto-latto.
“Saya beli ini di berbagai tempat, ada di Pasar Sentral, ada juga di temanku. Kira-kira kalau di temanku itu ada 300 lusin sudah ku beli selama menjual ka,” ungkapnya.
Selain itu, Yayu menuturkan permainan ini digemari berbagai kalangan. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa kerap datang ke tempatnya untuk membeli mainan latto-latto.
“Pembelinya itu mulai anak-anak, dewasa, orang tua. Pokoknya semua umur mi beli, mau itu naik motor, naik mobil,” ucapnya.
Harga latto-latto yang dijual Yayu ini bervariasi sesuai model. Harganya dibanderol Rp 10 ribu hingga Rp 35 ribu untuk sepasang latto-latto.
“Beda-beda harganya, ada Rp 10 ribu, Rp 15 ribu, sampai Ro 35 ribu. Perbedaan harganya itu ada yang biasa, ada yang menyala kalau di tempat gelap, sama ada memang latto-latto kayak lampu-lampu di dalamnya,” urainya.
“Ada 2 ukuran latto-latto yang saya jual ada yang besar ada yang kecil tapi samaji tergantung yang mana orang suka maini, bukan karena umur,” imbuhnya.
Yayu menambahkan, selama latto-latto viral mampu membantu perekonomian keluarganya. Hal itu yang membuatnya merasa bersyukur dan terus menjualnya.
“Alhamdulillah selama menjual latto-latto sangat dibantu sekali. Pokoknya bagus sekali, lebih menolong pejualan latto-latto dibandingkan jualanku yang lain,” pungkasnya.
Baca Juga : Deretan Para Artis Indonesia yang Terjangkit Demam Latto-Latto