Latolato.live – Sebuah foto yang memperlihatkan patung kuno terbuat dari batu nampak seperti memegang latto-latto beredar di Twitter. Foto tersebut diunggah oleh akun base ini dan sudah ditayangkan hingga 58,2 ribu kali hingga Senin (09/01/2023).
“Apakah benar yang dipegang Bhima adalah lato-lato? Mari berdiskusi di akhir pekan yang bahagia ini,” demikian postingan itu. Arca Bhima yang ada dalam gambar berasal dari koleksi Victoria and Albert Museum, London.
“Apakah mungkin itu testis atau alat upacara,” demikian postingan lain.
Yang menarik, Museum Victoria dan Albert, sebagaimana Wikipedia, adalah museum desain dan seni dekoratif terbesar di dunia. Jumlah koleksi di sana lebih dari 4,5 juta objek. Museum ini dibangun pada 1852 untuk menghormati Pangeran Albert dan Ratu Victoria.
Arca Bhima banyak ditemukan pada era Majapahit. Ini karena Bhima simbol dari Gajah Mada. Perhatikan saja perawakan kedua tokoh, sering digambarkan tinggi besar. Gajah Mada adalah mahapatih terkenal dari Kerajaan Majapahit.
“Ternyata nenek moyang kita juga main latto2,” tulis pengunggah dalam keterangan foto.
Foto patung kuno terlihat seperti memegang latto-latto ini lantas ditanggapi oleh banyak warganet. Ada yang mengira patung tersebut benar-benar bermain latto-latto, namun tidak sedikit yang menginterpretasikannya dengan hal lain.
“Apakah itu bertanda kita akan kembali k masa2 yg dlu ?,” tulis akun ini.
“Kok mirip testis,” timpal akun ini.
“Biji buah zakar itu nder,” balas akun ini.
Dosen Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Dr. Siti Maziyah, memberikan tanggapan perihal beredarnya foto patung kuno yang terlihat seperti bermain latto-latto.
Saat dihubungi, pada Senin (09/01/2023), ia mengatakan dua bola yang berada di patung kuno seperti diunggah di Twitter itu bukanlah lato-lato.
“Bukan (latto-latto). Itu buah zakar. Bukan latto-latto,” tandas Maziyah.
Adapun, buah zakar yang disebut juga testis adalah bagian yang penting bagi sistem reproduksi pria. Organ tersebut mempunyai fungsi untuk menghasilkan sperma dan testosteron (hormon yang mendominasi pria).
Lebih lanjut, Maziyah menjelaskan bahwa pada zaman dahulu patung yang dibuat berkaitan dengan agama yang dianut.
“Percampuran Siwa-Buddha. Ada beberapa arca yang seperti itu,” jelas Maziyah.
Ia menerangkan, pada zaman dahulu nenek moyang tidak mengenakan pakaian atas dan hanya menutup tubuh bagian bawah. Hal tersebut dapat disaksikan ketika masyarakat berkunjung ke Candi Sukuh atau Candi Cetho yang berada di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Arca-arca di kedua candi tersebut memperlihatkan alat kemaluan laki-laki yang dipersonifikasikan dari kepercayaan yang dianut pada waktu itu.
“Lingga, alat kelamin laki-laki merupakan representasi dari Dewa Siwa,” jelas Maziyah.
Soal arca Bhima bisa dilihat dari penelitian Rr. Triwurjani pada 1987. Menurut arkeolog dari BRIN ini, di Jawa pada abad ke-14—15 pernah ada pemujaan terhadap tokoh Bima. Arca-arca tersebut mempunyai ciri-ciri berbadan tegap, mata melotot, berkumis, memperlihatkan sebagian phallus (kemaluan), mempunyai hiasan kepala bentuk supit urang, dan berkuku panjang (pancanaka).
Baca Juga : Main Latto-Latto 2 Jam Tanpa Henti, Bocah Sidoarjo Juara dapat Kambing